RSS

Book Review : Meg Cabot - Every Boy's Got One (2005)







Kau pasti akan berpikir bahwa seorang Jane Harris adalah wanita gila yang bisa-bisanya membenci seorang pria tampan yang berprofesi sebagai penulis buku dan koresponden luar negeri untuk The New York Journal. Well, dalam bukunya, "Every Boy's Got One", MEG CABOT akan memberitahumu mengapa kartunis sukses seperti Jane Harris melakukan hal itu.

Untuk memulainya, Cal tidak mengenal Wondercat. Maksudku, siapa sih yang tidak tahu karakter kucing dalam komik karya Jane yang akan segera difilmkan oleh Cartoon Network itu? Hanya Cal Landon pastinya. Tidak hanya itu, si tampan Cal Langdon ternyata juga sosok yang tidak percaya kekuatan cinta dan romantisme. Yah, tipikal pria menyebalkan yang punya misi membuat Mark Levine, calon suami Holly Caputo yang juga sahabat Jane, menyadari bahwa kawi n lari yang romantis ini merupakan sebuah kesalahan besar. Jadi, aku tidak heran sih kalau Jane dan Cal seringkali beradu argumen.

Jujur saja, menurutku tidak ada hal baru yang ditawarkan Meg Cabot dalam buku ini. Dua tokoh utama yang memiliki pendapat berbeda, sama-sama keras kepala, namun terperangkap dalam situasi dimana mereka harus bekerjasama untuk menyelamatkan sebuah pernikahan. Sesuatu yang berbau Guys Vs. Girls dan hal-hal yang membuat kita saling membenci namun di saat yang bersamaan merupakan daya tarik yang tak dapat dihindari. Tipikal chick-lit!

Gaya bahasa ringan yang dibalut dalam bentuk catatan harian, e-mail, pesan singkat dan sejenisnya membuat buku ini sedikit lebih menarik dari buku lain yang bertema sama. Dan, rasanya harus kuberitahu dari awal bahwa buku ini adalah tipe buku-yang-kau-baca-saat-kau-tidak-sedang-mencari-sesuatu-yang-serius. Meskipun begitu, jika kau memutuskan untuk membaca lebih lanjut, kau akan mengerti mengapa wanita cenderung jatuh cinta pada pria yang salah.






0 comments:

Post a Comment