RSS

Pilih Film Atau Anak?


Setelah beberapa bulan absen dari nonton bioskop, akhirnya beberapa hari yang lalu Saya menyempatkan diri untuk menonton Looper. Looper berkisah mengenai seorang pria yang pekerjaannya "menghabisi" sampah masyarakat dari masa depan. Seorang agen harus menunggu "kiriman" korbannya dan upahnya yang dipaketkan melalui mesin waktu. Pendek kata, Looper cukup sarat dengan adegan-adegan pembantaian yang tentu saja ditujukan untuk penonton dewasa.

Beberapa saat setelah film dimulai, beberapa orang penonton terlambat datang mulai mengisi deretan di depan deretan Saya berada. Agak mengejutkan Saya, dua orang wanita duduk di kursi depan Saya dengan membawa seorang anak kecil usia 6 atau 7 tahun. Saya pun berpikir, "apakah mereka tidak membaca rating yang tertera di belakang judul film saat pembelian tiket?" Jelas-jelas di sana tertulis Looper (D) yang artinya konten film tersebut hanya untuk dewasa. 

Ini bukan kali pertama Saya menemukan kejadian seperti di atas. Sungguh disayangkan juga dari pengelola bioskop tak ada yang peduli akan hal ini. Parahnya, saat Saya menonton film The Raid yang notabenenya penuh dengan aksi pembantaian dan sejenisnya, ada orangtua yang nekat membawa anak kecilnya. Entah apa alasannya, hal ini tentu tidak baik bagi perkembangan anak. 


Nampaknya banyak orang tua yang tidak sadar apa efek dari film-film yang dikonsumsi seorang anak. Berdasarkan pengamatan Saya terhadap beberapa anak, mereka yang suka menonton film yang sarat akan kekerasan akan cenderung bertindak serupa terhadap teman-temannya. Mereka juga cenderung meniru bahasa dan ungkapan yang tidak layak dituturkan oleh seorang anak pada usianya.

Efek buruk tidak hanya terjadi pada film-film dengan kekerasan. Hobi orang tua mengajak anak menonton film romantis dan penuh adegan seksual juga menimbulkan efek tidak baik. Seorang anak yang memang sering diajak nonton film bertema tersebut cenderung meniru adegan dalam film. Kata-kata seperti "ciuman", "cinta", "pacaran" sampai bertanya pada teman lelakinya apakah penisnya "suka berdiri" keluar dari mulut sang anak. Dan, ironisnya kata-kata tersebut keluar dari mulut seorang anak kelas 5 SD.


Jadi, para orang tua, tolong perhatikan baik-baik film yang Anda suguhkan pada anak Anda. Jika Anda benar-benar ingin menonton film dengan rating yang tak sesuai dengan anak, Anda dapat menitipkannya pada Kakek atau Nenek. Anda juga dapat menunggu DVD-nya keluar dan Anda dapat menikmati film tersebut ketika anak Anda tidur. Pilih mana, menunggu sebentar atau merusak jiwa anak Anda?

1 comments:

-rAy- said...

@tiaclover Andaikata pengelola bioskop itu peduli rating. Pasti tidak akan terjadi yg seperti itu.

Post a Comment